Terima Kasih atas Kunjungan Anda

Minggu, 10 Oktober 2010

Ayat jurnal penyesuaian

Ayat Jurnal Penyesuaian

i
Ayat jurnal penyesuaian (Memorial) adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo perkiraan-perkiraan ke saldo yang sebenarnya sampai akhir periode akuntansi, atau untuk memisahkan penghasilan atau biaya dari suatu periode dengan periode yang lain.
Penyesuaian tidak berarti pembetulan dari kesalahan yang terjadi, karena setiap kesalah pada komputer akuntansi dapat langsung dilakukan pada record yang diketahui salah. Penyesuaian merupakan hal yang penting pada sistem periodical system yang dilakukan pada saat penyusunan laporan keuangan. Perpetual system sesungguhnya tetap membutuhkan penyesuaian hanya saja dilakukan dalam waktu yang tidak ditentukan, sehingga banyak yang mengatakan dalam perpetual system tidak dibutuhkan penyesuaian.
Hal-hal yang perlu mendapat penyesuaian pada akhir periode akuntansi adalah :
  • Persediaan barang dagang (inventory of merchandise)
  • Biaya dibayar di muka (Prepaid expenses)
  • Penghasilan diterima dimuka (accruals receivable)
  • Baya yang masih harus dibayar (Accruals payable)
  • Penyusutan aktiva tetap(depretion of fixes assets)
  • Taksiran piutang tak tertagih
Contoh:
Bila kita merima pesanan (Purchase Order) suatu barang dari customer, dengan menerima pembayaran dimuka sesuai aturan tertentu yang ditetapkan misalnya 50%. Cash yang kita terima tersebut adalah bagian dari hutang kita terhadap bayer sejumlah cash yang kita terima. Utang tersebut biasanya dibukukan pada rekening “Pendapatan diterima dimuka”. Pada saat barang yang dipesan sudah kita penuhi bagian piutang akan mencatat sejumlah total invoice padahal piutang seharusnya adalah sebesar 50% dan pedapatan diterima dimuka seharus menjadi 0 (Nol). Pada saat ini diperlukan jurnal memorial untuk menghapus pembayaran dimuka dengan mendebet hutang(pendapat diterima dikumka)  dan mengkredit piutang. Dalam kasus ini kami membuat memorial kredit yang secara automatis membuat ayat jurnal memorial yang mengkredit piutang dan mendebet penadapan diterima dimuka.
Dalam menangani Jurnal Penyesuaian Saya menggunakan 3 form elektronik :
·         Memorial Debet : Form untuk membuat memorial yang secara automatis akan mengupdate buku utang, membuat jurnal memorial yang akan mendebet Hutang Dagang dan mengktedit biaya dibayar dimuka.  (terhubung ke data supplier)
·         Memorial Kredit  :  Form untuk membuat memorial debet yag secara utomatis mengupdate buku piutang, membuat jurnal memorial yang akan mendebet Pendapatan diterima dimuka dan mengktedit Piutang Dagang. (terhubung ke data customer)
·         Serba serbi : Form ini tidak terhubung dengan buku transaksi contoh : penyesuaian persediaan.
Prosedure pembuatan ayat penyesuaian :
PERSEDIAAN BARANG DAGANG
memakai perkiraan harga pokok (cost of good sold)
Harga pokok penjualan
Rp.x.xxx

      Persediaan barang dagang (awal)

Rp.x.xxx
Harga pokok penjualan
Rp.x.xxx

      Pembelian

Rp.x.xxx
Harga pokok penjualan
Rp.x.xxx

      Ongkos angkut pembelian

Rp.x.xxx
Persediaan barang dagang  (akhir)
Rp.x.xxx

      Harga pokok penjualan

Rp.x.xxx
Pembelian retur & potongan harga
Rp.x.xxx

      Harga pokok penjualan

Rp.x.xxx
Memakai perkiraan Ikhtisar Laba Rugi
Ikhtisar Laba Rugi
Rp.x.xxx

     Persediaan barang dagang awal

Rp.x.xxx
Persediaan Barang dagang akhir
Rp.x.xxx

     Ikhtisar Laba Rugi

Rp.x.xxx
PERSEDIAAN AKHIR
JIKA SALDO SEMENTARA <  STOCK OPNAME
Persediaan/barang dalam proses
Rp.x.xxx

Koreksi pemakaian bahan

Rp.x.xxx
JIKA SALDO SEMENTARA > STOCK OPNAME
Koreksi pemakaian bahan
Rp.x.xxx

Persediaan/barang dalam proses 

Rp.x.xxx


BIAYA DIBAYAR DI MUKA
Bila saat pembayaran dibukukan sebagai biaya dibayar di muka
Biaya ….
Rp.x.xxx

     …… dibayar di muka

Rp.x.xxx
 Bila saat pembayaran dibukukan sebagai biaya
…… dibayar di muka
Rp.x.xxx

       Biaya ….

Rp.x.xxx

PENGHASILAN DITERIMA DIMUKA
Bila saat penerimaan dicatat sebagai utang
…….  Diterima dimuka
Rp.x.xxx

         Pendapatan …….

Rp.x.xxx
 bila saat penerimaan dicatat sebagai pendapatan
Pendapatan …………..
Rp.x.xxx

      Diterima dimuka

Rp.x.xxx
 Piutang penghasilan
Penghasilan ymh diterima
Rp.x.xxx

      Pendapatan

Rp.x.xxx
BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Biaya …..
Rp.x.xxx

      …… biaya ymh dibayar

Rp.x.xxx
PENYUSUTAN AKTIVA TETAP
Biaya penyusutan
Rp.x.xxx

      Akumulasi penyusutan

Rp.x.xxx

PIUTANG DIRAGUKAN (TIDAK SEHAT)

Kerugian Piutang

Suatu ketika seorang ibu rumah tangga telah menghabiskan uang yang disiapkannya untuk belanja kebutuhan harian, ditawari oleh penjual seekor ayam sayur. Katanya bawa saja dulu, bayarnya belakangan tidak apa-apa. Ibu rumah tangga tersebut tanpa pikir panjang menerima saja tawaran tersebut. Saat yang lain ibu tersebut membutuhkan sesuatu namun dia sudah kehabisan uangnya. Ibu tersebut mendatangi penjual dan membeli kebutuhannya dengan cara ngutang. Terjadilah transaksi penjualan sekalipun tidak ada uang dan kebutuhan ibu tersebut dapat terpenuhi. Dari contoh yang sederhana ini dapat kita simpulkan bahwa penjualan secara kredit mendukung kelancaran bertransaksi sekaligus punya andil sangat besar dalam mendongkrak volume transaksi penjualan. Fakta yang paling nyata terlihat bahwa jalan raya dipenuhi oleh kendaraan yang sebagian besar diperoleh dari transaksi kredit.
Demikian juga yang terjadi dalam dunia bisnis dengan skala besar. Kita sebut saja sebuah perusahaan konstruksi yang membutuhkan bahan kontstruksi dalam jumlah besar. Perusahaan tersebut akan mengalami banyak kesulitan dalam menyediakan dana untuk memenuhi kebutuhannya, karena untuk melaksanakan setiap project hanya sebagian kecil saja cash yang dapat diterima sebelum pelaksanaan project. Namun masalah tersebut dapat diatasi karena banyak supplier yang menjual barang daganganya secara kredit. Transaksi secara kredit ini dapat mengatasi masalah perusahaan konstruksi tersebut dan supplier berhasil menjual barang dagangannya  karena dilakukan secara kredit. Dapat pula anda telusuri bahwa supplier untuk mendapatkan barang dagangannya juga diperoleh secara kredit dari kreditur baik itu diperoleh dari supplier lainnya ataupun dari lembaga keuangan.
Kita dapat sebutkan bahwa transaksi kredit mendukung kelancaran bertransaksi dan meningkatkan volume transaksi penjualan. Namun bagi penjual (kreditur) transaksi kredit mengandung resiko, yaitu ada pembeli (debitur) yang tidak dapat membayar kewajibannya sebagaimana mestinya. Apabila ini terjadi maka kreditur akan menanggung kerugian. Kerugian ini disebut kerugian piutang. Dalam akuntansi kerugian piutang harus dicatumkan dalam laporan laba rugi.
Mencatat Kerugian piutang.
Banyak sekali pertanyaan dari adik-adik mahasiswa yang saya terima mengenai kerugian piutang. Ada yang menanyakan metode mencatat kerugian piutang, sebab-sebab terjadinya kerugian piutang, ada pula yang menanyakan metode penafsiran kerugian piutang. Mulanya saya enggan untuk menjawab mengenai metode penafsiran kerugian piutang, gitu aja kok repot. Ternyata semakin banyak mengajukan pertanyaan yang sama. Ada yang hanya sekedar memutar balik pertanyaan hanya untuk mendapatkan jawaban dari saya. Saya pikir adik-adik mahasiswa ini hanya karena malas. Masalah penafsiran saja dijadikan pertanyaan?… Yang namanya penafsiran itu kan hanya kira-kira saja. Namun saya tergugah oleh sebuah tulisan seorang rekan wartawan yaitu “Iwan Piliang” Tulisanya cukup panjang namun intinya bahwa banyak manusia Indonesia telah kehilangan daya kretifitas karena tertutupnya kesempatan untuk bertanya. Hal itu telah diciptakan oleh pemerintah Orde Baru dan saya sendiri dapat merasakannya dalam sistim pendidikan di kampus dimana banyak dosen yang tidak dapat memberikan jawaban sebagaimana mestinya, terkadang kita ditertawakan oleh teman sendiri karena dianggap pertanyaannya tidak bermutu dll. Ironisnya lagi, semakin banyak kita bertanya nilai kita terancam. Dosennya malu kaliya tidak bisa jawab pertanyaan gitu aja. Orang dosennya cuma tahu jawaban atas pertanyaan yang disiapkanya!… Salah kamu juga sih, dosennya baru baca beberapa halaman saja kamu banyak nanya lagi. Apalagi banyak dosen atau guru hanya tahu diatas kertas tanpa mendalami berbagai permasalahan di lapangan sehingga banyak orang mengatakan ilmu yang diperoleh di bangku pendidikan beda dengan yang ada di lapangan.
Penghapusan langsung.
Kerugian piutang adalah kerugian akibat sejumlah piutang tidak bisa ditagih disebut piutang tak tertagih. Bila perusahaan mengalami tidak bisa menagih piutangnya atau meyakini bahwa piutang tidak dapat ditagih karena ada pemberitahuan resmi bahwa debitur dinyatakan pailit oleh instansi yang berwenang atau permohonan dari debitur untuk menghapus sebagian atau keseluruhan hutangnya karena perusahaanya tidak mampu lagi membayar hutang atau sebab-sebab lain misalnya tiba-tiba debitur menghilang karena tidak mampu bayar,  atau apa sajalah intinya piutang tidak dapat ditagih. Maka perusahaan yang punya piutang menghapus piutang tersebut dalam catatan laporan keuangannya dengan cara mendebit kerugian piutang dan mengkredit puitang dagang. Cara seperti ini disebut metode penghapusan langsung.
Dalam metode ini kerugian dibebankan pada periode akuntansi dimana pengahapusan piutang itu dilakukan walaupun piutang tersebut terjadi pada periode akuntansi yang telah lalu. Untuk mencatat kerugian piutang tersebut dibuat jurnal sbb:
2009
Feb 7…Kerugian piutang …………….xxx,xxx.xx
…………….Piutang dagang…….………………………xxx,xxx.xx
Dengan cara demikian sudah terhapus piutang sebesar xxx,xxx.xx yang menjadi beban pada perode akuntansi 2009 dan akan tercatat sebagai kerugian piutang dalam laporan laba rugi yang berakhir 31 Des 2009.
Cadangan piutang tak tertagih
Berdasarkan pengalaman sebuah  perusahaan mencatat kerugian piutang  bisa terjadi karena kesalahan dalam menganalisa dalam memutuskan pemberian kredit pada calon pembeli, atau usaha-usaha pembeli yang selalu mencari celah untuk dapat menghapus sebagian hutangya.  Sebagian piutang tersebut dalam kenyataannya masih dapat ditagih kemudian. Perusahaan tersebut memutuskan untuk mencatat bahwa kerugian tersebut harus menjadi beban periode dimana pemberian kredit itu dilaksanakan.
Untuk keperluan tersebut dilakukan taksiran karena sesungguhnya belum dapat diketahui secara pasti berapa kerugian yang dialami. Penaksiran itu dilakukan adalah berdasarkan pengalaman. Jadi rekening taksiran piutang tak tertagih adalah rekening berdasarkan penilaian yang berfungsi mengurangi nilai piutang untuk mendapatkan gambaran nilai tunai piutang. Hal ini hanyalah pendekatan bukan nilai yang sesungguhnya. Karena itu kerugian piutang tersebut ditampung pada rekening penilaian yang disebut cadangan piutang tak tertagih
Dengan metode ini, tiap akhir periode akuntansi perusahaan mencatat kerugian piutang melalui jurnal penyesuaian berdasarkan taksiran sbb:
2009
Des 31 …. Kerugian piutang ….………………xxx,xxx.xx
………………. Cadangan Kerugian Piutang…………………xxx,xxx.xx
Rekening ini adalah rekeninng aktiva yang bernilai kredit yang akan mengurangi nilai tunai rekening piutang dagang.
Perlu diingat Jurnal yang dibuat adalah jurnal penyesuaian (baca lagi pengertian & Fungsi jurnal penyesuaian). Jelas dibuat pada akhir periode tertentu.
Penaksiran Kerugian Piutang
Ada pertanyaan yang saya terima yang mengatakan ada 2 metode untuk menafsirkan kerugian piutang tak tertagih. Inilah yan saya sebutkan sebelumnya. Pertanyaan yang sekaligus menunjukan ada 2 metode, sementara saya sendiri kurang setuju dengan pernyataan akuntansi ini. Kalau untuk menaksir tidak ada suatu kepastian jadi kita dapat menggunakan berbagai cara tentunya tidak hanya 2. Kemudian kalau sudah tahu 2 kenapa harus bertanya. Yang saya tekankan disini adik-adik mahasiswa agar lebih kreatif, bila mungkin menciptakan metode untuk menghasilkan nilai yang paling mendekati. Yang diperlukan disini adalah pemahaman bukan hafalan, kecuali itu sudah menjadi suatu ketentuan hukum berdasarkan kesepakatan bersama. Namun disini saya perlu ingatkan bahwa Akuntansi berkembang sesuai dengan perkembangan perusahaan, ilmu pengetahuan dan perkembangan alat perkantoran.
Dalam menjawab pertanyaan tersebut, saya bisa katakan satu yaitu mengunakan prosentase, dan saya juga dapat sebutkan dua yaitu prosentase dari penjualan dan prosentase dari piutang. Selanjutnya saya juga dapat katakana tiga atau empat karena dapat saya gunakan angka total penjualan atau total penjualan kredit dan piutang dapat saya gunakan total kredit atau saldo piutang. Hanya saja kalau sesuatu kita lakukan dengan cermat dapat anda temukan sendiri bahwa pernyataan saya di atas ada yang sama yaitu total penjualan kredit yang dilihat dari sisi penjualan dan total kredit yang dilihat dari sisi piutang.
Selanjutnya penafsiran itu juga dapat kita gunakan berdasarkan data penjualan 1,2,5…tahun ini juga dapat banyak metode, namun kita perlu lakukan generalisir misalnya kita gunakan data 5 tahun lalu kita ambil rata-ratanya dan angka penjualan yang kita gunakan sebaiknya angka penjualan kredit sekalipun tidak ada salahnya kita menggunakan angka total penjualan. Ini kan cuma perkiraan namun kita pilih mana yang menhasilkan lebih mendekati nilai sesungguhnya itu lebih baik.
PEMBAGIAN LABA
A. PADA WAKTU DITETAPKAN
Debet
- Sisa Laba Rugi
Rp.x.xxx

Kredit
- Laba dibagi

Rp.x.xxx
B. PADA WAKTU DIBAYAR
Debet
- Laba dibagi
Rp.x.xxx

Kredit
- Kas atau bank

Rp.x.xxx
































NERACA LAJUR (WORKSHEET)

PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN















 

 Jurnal                    Buku Besar            Neraca                                        Laporan      
  Umum                                                            Saldo                                       Keuangan


















 


                                                                                Jurnal                          Neraca
                                                                                    Penyesuaian                 Lajur



TUJUAN PEMAKAIAN NERACA LAJUR

Ÿ Neraca Lajur: suatu kertas berkolom-kolom (berlajur-lajur) yang dirancang untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan dengan cara yang sistematis.

Ÿ  Neraca lajur bukan catatan akuntansi maupun laporan keuangan, tetapi kertas kerja untuk membantu menyusun laporan keuangan.

Ÿ         Tujuan pembuatan Neraca Lajur:
1.    Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan
2.    Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data penyesuaian, sehingga merupakan persiapan sebelum disusun laporan keuangan yang formal.
3.    Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam membuat jurnal penyesuaian.
















BENTUK NERACA LAJUR

Merupakan kelanjutan dari Neraca Saldo Setelah Disesuaikan, yaitu sbb:


Perusahaan " ABC"
Neraca Lajur
Untuk Tahun yang berakhir tanggal 31 Desember xxxx

Nama Rekening

Neraca Saldo

Penyesuaian
Neraca Saldo Setelah Disesuaikan

Laporan Rugi-Laba

Neraca
Debet
Kredit
Debet
Kredit
Debet
Kredit
Debet
Kredit
Debet
Kredit

















PROSES PENYUSUNAN NERACA LAJUR

1.       Masukkan saldo-saldo rekening buku besar ke dalam kolom neraca saldo pada formulir neraca lajur
2.       Masukkan ayat-ayat jurnal penyesuaian ke dalam kolom penyesuaian
3.       Mengisi kolom neraca saldo setelah disesuaikan
4.       Memindahkan jumlah-jumlah di dalam kolom neraca saldo setelah disesuaikan ke dalam kolom rugi-laba atau kolom neraca
5.       Menjumlahkan kolom rugi laba dan kolom neraca, memasukkan angka laba bersih atau rugi bersih sebagai angka pengimbang ke dalam kedua pasang kolom di atas dan menjumlahkan kembali kolom-kolom tersebut



PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DARI NERACA LAJUR

Ÿ         Informasi yang diperlukan untuk menyusun neraca dan laporan rugi laba telah tersedia di neraca lajur.

Ÿ         Laporan rugi-laba disusun dengan mengambil data yang tercantum dalam kolom rugi-laba.

Ÿ         Neraca disusun dengan mengambil data yang tercantum dalam kolom neraca.




Contoh:

Kasus Foto Studio "Warna" pada pokok bahasan "PENYESUAIAN"


Proses penyusunan Neraca Lajur dan Laporan Keuangannya adalah sbb:


diberikan pada waktu tatap muka

 

LATIHAN SOAL


Berikut ini data keuangan Perusahaan "Sumber Rezeki" pada tanggal  31 Desember 2003

Perusahaan "Sumber Rezeki"
Daftar Saldo
Per 31 Desember 2003
Nama Rekening
Saldo
Kas
Surat Berharga
Bahan Habis Pakai
Utang Usaha
Biaya Gaji
Piutang Usaha
Kendaraan
Biaya Listrik, Air, dan Telepon
Biaya Sewa
Pendapatan Jasa
Pendapatan Bunga
Utang Wesel
Biaya Lain-lain
Modal, Sri Rezeki
Prive, Sri Rezeki
Perangkat Kantor
Premi Asuransi Dibayar di Muka
Rp       9.080.000,-
10.000.000,-
360.000,-
9.600.000,-
9.000.000,-
1.200.000,-
10.800.000,-
960.000,-
1.400.000,-
25.200.000,-
1.680.000,-
1.800.000,-
120.000,-
12.000.000,-
1.840.000,-
4.800.000,-
720.000,-

Informasi penyesuaian :
a)      Berdasarkan perhitungan fisik pada tanggal 31 Desember 2003, bahan habis pakai yang tersisa adalah Rp 56.000,-
b)      Para karyawan masih berhak atas gaji sebesar Rp 300.000,- yang belum dibayar oleh perusahaan.
c)      Biaya listrik, air yang masih terutang Rp 40.000,-
d)      Kendaraan ditaksir umur ekonomisnya adalah 5 tahun, dan disusut setiap tahun dengan jumlah yang sama, yaitu 20% dari harga perolehan.
e)      Perangkat kantor dibeli dan mulai digunakan pada 1 Januari 2003, ditaksir umur ekonomisnya 5 tahun dan disusut dengan tata urutan sbb:
1) Tahun I 5/15 dari harga perolehan
2) Tahun II            4/15 dari harga perolehan
3) Tahun III           3/15 dari harga perolehan
4) Tahun IV           2/15 dari harga perolehan
5) Tahun V            1/15 dari harga perolehan
f)        Bunga tahun ini yang baru akan diterima pada tahun operasi berikutnya adalah Rp 500.000,-
g)      Ditaksir 2% dari keseluruhan jumlah piutang usaha tidak dapat ditagih.
h)      Bunga tahun ini yang baru akan dibayar tahun berikutnya berjumlah   Rp 300.000,-

Diminta:
Buatlah Neraca Lajur, jurnal penyesuaian (dalam bentuk jurnal umum), dan Laporan keuangan Perusahaan "Sumber Rezeki"

By:Icha_Chiphudhand

Tidak ada komentar:

Posting Komentar